![]() |
Tengku Said Hamzah |
SIAK (NU) - Bulan Syawal yang seharusnya membawa kehangatan silaturahmi dan ampunan, kini terasa gamang di Kabupaten Siak. Tokoh masyarakat Siak yang disegani, Tengku Said Hamzah, dengan nada penuh keprihatinan, menyerukan ketenangan di tengah pusaran politik Pilkada yang tak kunjung usai dan justru kian merobek kebersamaan.
Dengan suara yang menyiratkan kesedihan mendalam, Tengku Said Hamzah mengungkapkan betapa ia terluka melihat dinamika politik yang meninggi dan berlarut-larut. Baginya, Syawal adalah waktu untuk merajut kembali benang persaudaraan setelah sebulan lamanya berpuasa dan saling memaafkan di hari raya. Namun, riuh rendah politik justru mengaburkan makna suci tersebut.
"Hati saya pilu melihat proses Pilkada Siak yang tak kunjung menemukan titik terang. Di bulan yang fitri ini, seharusnya kita saling mengunjungi, membuka pintu maaf, bukan malah terpecah belah oleh tensi politik yang meninggi," ungkap Tengku Said Hamzah dengan nada lirih, Rabu (9/4/2025).
Harapan sempat membuncah saat Pemungutan Suara Ulang (PSU) pada 22 Maret 2025 usai digelar. Tengku Said Hamzah berharap kesejukan kembali menyelimuti Siak. Namun, pupus sudah harapan itu.
Gugatan yang dilayangkan Calon Wakil Bupati Siak nomor urut 1, Sugianto, ke Mahkamah Konstitusi (MK) kembali mengusik kedamaian yang diidamkan. Bagi Tengku Said Hamzah, langkah ini justru memperpanjang luka dan memperdalam jurang pemisah di antara masyarakat. Apalagi gugatan ini tanpa diketahui Calon Bupatinya sendiri, yaitu Irving Kahar Arifin.
“Saya tahu betul dengan sikap Pak Irving, beliau itu orangnya sportif, buktinya hari ini kita melihat sikap teladan seorang Pak Irving yang mendatangi MK untuk mencabut gugatan yang dilayangkan Sugianto,” katanya.
Lebih jauh, dengan nada mengingatkan, Tengku Said Hamzah menyoroti banyaknya pekerjaan rumah (PR) yang mendesak bagi pemerintah daerah. Urusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak seharusnya menjadi prioritas utama, bukan malah terhambat oleh ketidakpastian hasil Pilkada.
Energi dan fokus pemerintah semestinya tercurah untuk kesejahteraan rakyat, bukan tersandera oleh polemik politik yang tak berkesudahan.
Dengan ketulusan seorang ayah menasihati anaknya, Tengku Said Hamzah secara terbuka memohon kepada Sugianto untuk merenungkan kembali keputusannya. Ia melihat gugatan di MK sebagai bara yang terus menyulut perpecahan di tengah masyarakat Siak yang ia cintai.
"Saya tidak bangga melihat kondisi Siak hari ini. Justru hati saya sangat prihatin, mengapa tanah bertuah ini menjadi tidak lagi kondusif?" tutur Tengku Said Hamzah dengan nada penuh harap agar seruannya didengar.
Di ujung imbauannya, Tengku Said Hamzah mengajak seluruh elemen masyarakat Siak untuk menahan diri, mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Persatuan dan kesatuan adalah pondasi utama kemajuan dan kesejahteraan daerah.
Ia mengajak semua untuk kembali merajut silaturahmi yang sempat renggang, fokus membangun Siak pasca Ramadan dan Idul Fitri.
“Ini demi masa depan yang lebih baik dan harmonis,” pungkasnya. (Masgin)