Irving Kahar: Dari Menang Lelang Singgang Ayam Hingga Lagu Ayam Den Lapeh di Acara HUT IKMR Kecamatan Siak ke -21

Ketua IKMR Kabupaten Siak dan Kecamatan Siak, Syamsurizal dan Apri Kempes bersama Irving Kahar menyanyikan lagu ayam den lapeh pada acara HUT IKMR Siak ke -21, Sabtu (26/7/2025) malam di taman Tengku Agung.



SIAK (NU)- Malam itu, langit kota Siak seolah turut bersuka cita. Jalanan di sekitar Taman Tengku Agung, Kampung Rempak, penuh warna oleh marawa, bendera merah, kuning, dan hitam khas Minangkabau yang berkibar tertiup angin. 

Warga datang berduyun-duyun, memenuhi setiap sudut, hingga pelataran parkir tumpah ruah.

Suasana tersebut menyertai perayaan ulang tahun ke-21 Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) Kecamatan Siak, Sabtu (26/7/2025) malam. Di tengah derai tawa dan alunan musik Minang yang khas, ribuan Urang Awak, sebutan untuk warga berdarah Minang, berbaur dalam nuansa penuh kekeluargaan.

“Baralek gadang,” begitu warga menyebutnya. Hajatan akbar ini menjadi panggung ekspresi budaya, ajang temu rindu antar merantau, dan peneguh jati diri di tanah rantau. Anak-anak, orang tua, para niniak mamak hingga bundo kanduang tampak larut dalam suasana.

Malam itu ada yang istimewa. Bahkan untuk pertama kalinya dalam sejarah IKMR Siak, permainan Kim digelar. Kim adalah tradisi permainan angka khas Minangkabau yang dimainkan secara massal, diiringi lagu-lagu dan celoteh pemandu. Sorak-sorai dan tepuk tangan menggema setiap kali ada warga yang berhasil mencocokkan angka dan memenangkan hadiah.

“Permainan Kim ini sangat positif. Semua bisa ikut, tidak mesti orang Minang. Ini bukan hanya hiburan, tapi juga sarana silaturahmi,” kata Apri Kempes, Ketua IKMR Kecamatan Siak.

Acara juga dimeriahkan dengan lelang kuliner khas, singgang ayam. Lelang pertama dimenangkan oleh tokoh masyarakat Siak, Irving Kahar Arifin, yang sejak awal menunjukkan antusiasmenya terhadap budaya Minang. Meski menang, ia memilih memberikan ayam tersebut kepada Ketua IKMR Kabupaten Siak, Syamsurizal, sebuah isyarat penghormatan kepada tuan rumah.

“Saya besar di tengah-tengah Urang Awak, di Pekanbaru. Saya fasih berbahasa Minang, dan di sini saya merasa pulang ke keluarga sendiri,” ucap Irving saat memberi sambutan.

Kehangatan tak berhenti di situ. Di atas panggung, Irving dan anggota DPRD Siak, Marudut Pakpahan, secara spontan menyumbangkan lagu-lagu Minang. Marudut memilih lagu “Fatimah” yang populer di era 1990-an, sementara Irving membawakan “Ayam Den Lapeh”, lagu klasik yang menggugah rasa rindu akan kampung halaman.

Pemandu Kim malam itu, Rika Kamil, sengaja didatangkan dari Payakumbuh. Dengan gaya khas dan suara merdu, ia memandu jalannya permainan hingga detik-detik terakhir. Hadiah demi hadiah dibagikan, termasuk hadiah utama berupa lemari es. Kemeriahan berlangsung hingga tengah malam.

Bagi sebagian besar warga, ada kebanggaan yang tak terucap menyaksikan budaya tetap hidup di tanah rantau, diperkuat dengan prinsip Minangkabau yang dikenal egaliter dan adaptif, dima bumi dipijak, di situ langik dijunjuang.

“Selama 21 tahun, IKMR Siak telah menjadi bagian penting dari masyarakat dan pembangunan daerah ini. Kami ingin tetap hadir sebagai mitra pemerintah, sekaligus penjaga budaya,” ujar Apri.

Ia berharap peringatan ini bisa menjadi agenda tahunan, dengan harapan semangat kekompakan dan nilai-nilai adat terus diwariskan ke generasi muda. Di tengah zaman yang berubah cepat, kebersamaan seperti inilah yang justru menjadi jangkar identitas.(Masgin)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama