Aulia Br Simbolon bersama ibu angkat Suryani |
SIAK (NU) - Aulia Br Simbolon (10), anak angkat Suryani warga Kelurahan Simpang Belutu, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak akhirnya diterima di SDN 09 di kelurahan itu. Kisah Aulia viral sejak dua minggu belakangan karena ibunya mengadu ke Calon Bupati (Cabup) Siak Irving Kahar Arifin terkait tidak ada sekolah yang bisa menerimanya.
“Alhamdulillah, hari ini anak saya sudah diterima di SDN 09 Simpang Belutu, saya berterima kasih kepada Kepala Sekolah dan semua majlis guru, juga berterimakasih kepada Pak Irving yang telah mendengarkan keluh kesah kami,” ujar Suryani, Senin (28/10/2024).
Aulia senang bisa kembali sekolah. Meskipun umurnya sudah 10 tahun yang penting keinginannya untuk sekolah sangat tinggi. Suryani pun sudah merasa lega akhirnya anaknya mempunyai harapan untuk masa depan.
“Tadi pagi sudah pergi ke sekolah, dia Alhamdulillah senang sekali,” katanya.
Cabup Siak nomor urut 1 Irving Kahar Arifin juga senang mendengar kabar baik dari Suryani. Ia juga sangat bersyukur Aulia kembali ke sekolah.
“Saya benar-benar bahagia hari ini setelah mendapat kabar Aulia, anak yang dua minggu lalu membuat saya takjub hingga meneteskan air mata, semoga Aulia betah sekolah dan bisa meraih cita-citanya,” ujar Irving dengan mata berkaca-kaca.
Kisah Aulia yang diceritakan Suryani saat kampanye dialogis nya dua minggu lalu di Simpang Belutu sempat membuatnya meneteskan air mata. Irving tidak tahan saat mendengar Suryani bertutur anaknya mendapat bulyan saat masuk sekolah dan tantrum sehingga trauma.
Aulia memang anak istimewa. Akhirnya Aulia dimasukkan ke SLB, namun mendapat penolakan. Hal itu menyebabkan Aulia sempat putus sekolah.
“Kisah Aulia ini akhirnya viral dan barulah kemudian ada sekolah mau menerima. Saya sangat bersyukur tapi ke depan kisah seperti ini tidak ada lagi,” katanya.
Menurut Irving, Aulia gadis cilik itu tidak ada kekurangannya. Dimungkinkan mengalami trauma dulunya sehingga sedikit berbeda dengan anak kebanyakan.
“Tapi saya yakin Aulia akan pulih ke depan, dia tidak boleh dibully, tidak boleh dibentak, dan mentalnya harus dipulihkan, maka anak -anak seperti Aulia harus mendapatkan pendidikan yang baik, bukan malah ditolak-tolak,” katanya.
Irving mengaku sangat kaget mendapat pengakuan Suryani dalam forum kampanye 18 Oktober 2024 lalu. Ia tidak menyangka ada anak yang tidak berdosa mendapat pengakuan diskriminasi.
“Saya dan istri saya, pun begitu dengan masyarakat yang hadir di lokasi saat itu sangat terenyuh mendengar kisah pilu ibu Suryani. Saya ingin merangkul mereka, ingin memberikan yang terbaik buat mereka. Saya memeluk Aulia dengan perasaan yang begitu iba waktu itu,” ujarnya.
Irving mengakui banyak orang yang menilainya keras namun di balik itu, ia tidak bisa melihat masyarakat hidup dalam diskriminasi dan penderitaan batin seperti yang dialami Suryani dan anaknya.
“Sebagai manusia hati saya teriris. Saya harus bangkit dari keibaan ini dan memberikan segenap harapan bagaimana keadilan harus didapatkan oleh anak-anak seperti Aulia,” katanya.
Irving menyampaikan komitmennya bahwa ia tidak akan membiarkan keadaan yang menimpa Aulia berlanjut. Apa lagi Aulia saru marga dengannya.
“Penderitaan, diskriminasi, dan program yang tidak substantif harus segera dihentikan. Kita muliakan anak-anak kita semua, termasuk anak-anak istimewa kita, anak -anak berkebutuhan khusus kita, kita jaga martabat mereka sebagai manusia yang sama dengan kita, kita programkan SLB buat mereka,” katanya.
Irving mencatat janji itu dibuku catatan kecilnya. Ia akan merancang SLB di kecamatan Kandis sesuai dengan kebutuhan masyarakat. “Penduduk Kandis sangat banyak, maka wajar jika kita programkan adanya SLB di Kandis,” pungkasnya. (Mg1)